Mungkin itulah salah satu kalimat yang cocok untuk meyakinkan orang-orang yang menganggap bahwa organisasi itu berseberangan dengan nilai akademik. Sekelompok orang atau beberapa individu ada yang beranggapan bahwa ikut aktif di sebuah organisasi dapat mngganggu aktifitas study mereka. Malahan ada yang menganggap bahwa ikut aktif di sebuah organisasi tidak lain hanya sekedar kumpul-kumpul, ikut-ikutan dan membicarakan suatu topic tertentu yang mneurut mereka tidak berguna sama sekali. Dari situ mereka mengambil kesimpulan bahwa alangkah lebih baik jika hanya berfokus dalam study saja dan abaikan saja apa itu yang namanya berorganisasi.
Dari sini kita dapat menangkap seklumit fenomena yang tentu saja tdak sesuai dengan asas dan tujuan dari organisasi itu sendiri. Selain itu juga apakah ada hubungan keterkaitan antara kebutuhan berorganisasi dengan akademik. Untuk menjawab hal ini kita harus mngerti dulu apa itu sebenanya organisasi dan bagaimana praktek pelaksanaan yang benar di dalam organisasi itu. Nah kalau kita sudah bener-bener tau, sudah barang tentu kita tidak akan tergolong sekelompok orang –orang yang menilai negative tentang berorganisasi.
Pertama, seperti yang kita ketahui organisasi merupakan sekelompoak orang atau suatu komunitas tertentu baik yang berlatar belakang pendidikan ataupun umum yang memiliki dasar yang jelas untuk mencapai tujuan tertentu. Contohnya yang ada disekitar kita, Kekeluargaan. Organisasi ini berdasar pada kesamaan asal kedaerahan. Biasanya oraganisasi seperti ini berdiri berkat rasa cinta dan memiliki mereka terhadap daerah asal kelahirannya. Dan biasanya hanya berdiri ketika keberadaan mereka di luar asal kelahiran mereka itu. Adapun tujuannya tentu saja pertama untuk tetap menjalin silaturrahmi dan juga untuk menunjukkan bahwa ini lo daerah ku !. Ini hanya salah satu contoh kongkrit dari sebuah oraganisasi dan tentunya masih banyak lagi yang lainnya.
Dari pengertian organisasi sendiri kita dapat mengambil satu point penting yaitu kata sekumpulan atau sekelompok. Tentu sebuah orgnisasi tidak lepas akan hal itu. Bagaimana tidak, apa mungkin organisasi hanya dianggotai oleh satu individu saja. Kalau seperti itu namanya bukan organisasi tetapi sendiriisasi. Bagaimana kok sampai ada orang yang menganggap organisasi bukanlah suatu yang penting sedangkan kita tahu bahwa sebuah organisasi pasti di dalamnya terdiri dari sekelompok orang yang berbeda latar belakang, watak, pengetahuan, serta pengalaman dan lain sebagainya. Dengan keragaman dari sekelompok orang tersebutlah justru kita bisa memperoleh satu segi positif dari berorganisasi. Coba pembaca silahkan berfikir sejenak, jika ada sekelompok orang saling bertukar fikiran, beradu argument, saling memberi masukan satu sama lain dan saling mengisi jika ada kekurnagan diantara kedua pihak tersebut. Nah secara tidak langsung kita akan memperoleh nilai plus dari keikutsertaan dalam sebuah komunitas tersebut
Disamping itu, masih dalam artian sekumpulan. Satu point lagi yang harus kita tahu. Jika dalam sebuah komunitas menyepakati suatu perkara yang sebelumnya menjadi perbedaaan diantaa mereka, tentu saja kesepakatan itu lebih diperhitungkan dan dipertimbangkan daripada hanya berasal menurut pendapat seorang saja. Sehinga kita tahu sebuah ijma’ dari ulama malah menempati urutan ke tiga sebagai dasar hukum di dalam Islam setelah AlQuran dan Hadits yang tentu saja kesemua itu tidak lepas karena ijma’ ulama adalah sebuah kesepakatan umum yang semua anggotanya harus setuju. Dan organisasipun tidak lebih memiliki kandungan makna yang seperti itu.
Kembali kepada topik semula, menurut hemat penulis antara akademis dan kebutuhan berorganisasi itu memiliki hubungan erat. Kalau dalam istilah biologi mungkin simbiosis mutualisme yaitu hubungan dua unsur yang satu sama lain saling menguntungkan. Kenapa seperti itu, karena memang antara oraganisasi dan akademik adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Edukasi merupakan asas dan pondasi untuk dapat bisa berperan aktif dalam sebuah oragnisasi. Berorganisasi tanpa memiliki dasar penddidikan yang cukup akan timbul anggapan berorganisasi cuman sekadar grubyak-grubyuk atau ikut ikutan saja.
Kalau kita sudah mengetahui bagaiman pentingnya nilai edukasi dalam ikut berperan aktif dalam sebuah oraganisasi, terus bagaimana imbal baliknaya. Tentu saja ada.
Akan tetaapi ada satu hal yang perlu diingat. Kita yang saat ini bersetatus sebagi mahasiswa haruslah pandai-pandai menyeimbangkan antara berorganisasi dan study. Jangn sampai kita berat sebelah. Dalam artian cuman mementingkan organsasi saja atau Cuma edukasi saja. Tapi usahakan kita mampu mengatur sebaik mungkin dan sedemikian rupa supaya kita dapat mengambil manfaat dari kedua hal tersebut. Kalau sudah seperti itu insyaallah akan sukses study sukses juga berorganisasi. Terus bagaimana tip-tip atau metode untuk bisa seperti itu? Kalau masalah itu nanti akan kita bicarakan lagi dalm kesepatan lain.
Tetep semangat dan istiqomah kawan….!
0 komentar:
Posting Komentar